Perkuat Budaya Penginyongan, UIN SAIZU Gelar Seminar Nasional

Jakarta - UIN Prof KH Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) Purwokerto menggelar Seminar Nasional dalam rangka memperkuat budaya penginyongan sebagai Keberagaman Nusantara, Selasa (29/3/2022).

Kegiatan yang diinisiasi oleh IKA UIN SAIZU dan Pusat Pengembangan Budaya Penginyongan UIN SAIZU itu juga berkolaborasi dengan Poros Sahabat Nusantara (Posnu).

Dilaksanakan secara hybrid, kegiatan tersebut mengusung tema 'Melestarikan Budaya Penginyongan sebagai Keragaman Nusantara, Menuju Kesejahteraan Masyarakat Penginyongan' dengan menghadirkan 2 Narasumber.

Diantaranya adalah Siti Mukaromah, Anggota DPR RI Dapil Jateng VIII (Banyumas-Cilacap) dan Atmo Tan Siddiq, yang merupakan seorang budayawan.

Ketua SC Kegiatan yang juga Ketua DPP Posnu, Elina Dian Karmila mengungkapkan, kegiatan ini digelar sebagai upaya untuk menjaga kelestarian nilai-nilai budaya Penginyongan.

Selain itu juga, untuk meningkatkan pemahaman tentang budaya panginyongan kepada masyarakat, serta menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnnya mengangkat derajat budaya panginyongan, baik di lingkup lokal maupun nasional. 

"Setelah kegiatan seminar nasional, diharapkan dapat melakukan aksi nyata penguatan budaya panginyongan oleh masyarakat asli panginyongan yang bermukim di seluruh penjuru negeri," tuturnya.

Rektor UIN SAIZU, Dr H Moh Roqib menegaskan, saat inj UIN SAIZU memiliki perhatian khusus untuk mengangkat budaya Penginyongan dan membumikan hingga ke seluruh pelosok negeri.

"Melalui alumni-alumni UIN SAIZU yang saat ini tersebar di berbagai daerah," tekannya.

Sementara itu, Siti Mukaromah, Anggota DPR RI asal Dapil Jateng VIII (Banyumas-Cilacap) menuturkan, budaya blakasutha bisa menjadi energi yang besar, selama masih dalam koridor norma di lingkungan tempat tinggalnya.

"Penginyongan takkan mungkin saya hilangkan dari bagian diri saya," cletuknya yang juga Alumni UIN SAIZU ini.

Senada, Atmo Tan Siddiq, salah seorang Budayawan asal Brebes ini sangat mengharapkan silaturahim ini dapat menggali pemikiran yang bersumber dari ide, perilaku berpola, dan benda bangunan bersejarah.

"Yang pengaruh itu akan tampak pada tujuh unsur universal dari setiap kebudayaan," kata Budayawan Penginyongan ini.

Sehingga, lanjut Atmo Tan, dalam upaya membenahi karakter bangsa, para generasi tua harus dapat mewariskan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi muda milenial saat ini. 

"Supaya dapat mengetahui jejak sejarah dan kebudayaannya, kedepan tidak ada alasan bagi mereka kepaten obor," tegasnya.

0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *