Poros Sahabat Nusantara (POSNU) bekerjasama dengan Pengurus Cabang Istimewa NU Federasi Rusia dan Eropa Utara (PCI-NU FREU) mengadakan kegiatan webinar bertajuk “Islam dan Moderasi Agama di Rusia”pada Sabtu, 30 April 2022. Kegiatan ini merupakan seri kedua dalam rangkaian kegiatan NGASAH (Ngabuburit Sahabat) yang diselenggarakan selama bulan Ramadhan tahun ini. Di Seri 1, POSNU telah mengadakan webinar mengenai “Refleksi Kartini dalam Pemilu dan Politik”.
Narasumber pada webinar seri 2 ini diantaranya Amy Maulana (Ketua Tanfidziyah PCI-NU FREU) dan Arif Sutanmegomedov yang merupakan Warga Negara asli Rusia dan bekerja di Pusat Rehabilitasi Krepost Dagestan. Kegiatan ini juga dimoderatori oleh Marwan Yaumal Akbar, WNI yang kini menempuh S2 Studi Eropa Kazan Federal University.
Poros Sahabat Nusantara merupakan organisasi yang berdiri pada tahun 2020 dan sampai saat ini telah mengadakan banyak kegiatan, baik secara luring maupun daring. POSNU sendiri sudah ada di 9 provinsi di Indonesia, diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, NTB Kalimantan Selatan, Bengkulu dan Sumatera Barat. Hal tersebut disampaikan oleh Elina Dian Karmilla selaku ketua Umum DPP POSNU dalam sambutannya.
Ia juga menyampaikan bahwa Webinar ini mempunyai satu tema besar yang sangat menarik yaitu mengenai isu moderasi beragama di Rusia, ditengah perbincangan dunia yang focus pada oprasi militer Rusia di Ukraina.
“Ketika POSNU membagikan informasi tentang adanya webinar ini, banyak yang bertanya-tanya bagaimana keberadaan islam di Rusia sana. Adanya webinar ini diharapkan bisa menjadi jalan untuk kita kepada pengetahuan-pengetahuan mengenai pengalaman keberagamaan dan keberagaman di Rusia, mengingat Rusia bukan negara mayoritas Islam, berbeda dengan Indonesia” tambahnya. Ia kemudian melanjutkan “DI Rusia juga banyak saudara-saudara kita yang berasal dari Indonesia/ WNI, salah satunya moderator dan narasumber yang kini sedang melanjutkan Pendidikan disana”
Di Rusia, Islam merupakan agama terbesar kedua setelah Kristen Ortodox. Pemerintah Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Putin mempersilakan masyarakat Rusia untuk memeluk agamanya masing-masing sehingga pengalaman keberagamaan Rusia berjalan begitu hangat dan moderasi agama bisa terjadi di Rusia.
Amy Maulana selaku ketua tanfidziyah NU Federasi Rusia dan Eropa Utara mengungkapkan kebahagiannya karena bisa bekerjasama dengan POSNU dalam webinar di bulan Ramadhan tahun ini. Saat ini beliau juga sedang menyelesaikan disertasinya dengan tema serupa yakni mengenai gambaran keberagamaan islam di Rusia.
Sosok yang merupakan Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Perwakilan Federasi Rusia tersebut juga menuturkan bahwa saat ini prosentase penduduk Rusia yang beragama islam sekitar 30% dan angka tersebut semakin tahun semakin meningkat, berbanding lurus dengan permintaan produk halal yang semakin meninggi. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena mulai banyak penduduk Rusia yang menggali lebih dalam mengenai garis keturunan mereka dan menemukan bahwa nenek moyang mereka memeluk agama islam sejak dulu.
“Angka muslim di Rusia saat ini ada sekitar 30% dari penduduk rusia, yang berasal dari 40 kelompok etnis muslim di Rusia. Artinya keislaman tersebut mereka dapat dari nenek moyang karena mereka bukan kelompok imigran dari luar seperti eropa barat dan sekitarnya” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kultur keislaman di Rusia mengikuti kultur Ahlus Sunah wal Jamaah dengan berbagai madzhab.
Arif Sutanmegomedov yang merupakan penduduk asli Dagestan, salah satu etnis muslim Rusia, yang juga merupakan narasumber webinar kali ini menuturkan bahwa angka toleransi di Rusia cukup tinggi, ia sudah terbiasa bergaul dengan tetangga-tetangganya yang merupakan non-muslim dan bisa berhubungan dengan baik secara social.
“Pada tahun 2022 ini, telah diadakan buka bersama yang diikuti oleh kurang lebih 20.000 orang di studion di Dagestan, dan kini buka bersama tersebut diadakan setiap hari hampir di seluruh wilayah di Rusia” ujarnya. Ia pun menambahkan “Hubungan baik antara umat muslim dan umat Kristen di Rusia mungkin juga bisa berjalan dengan baik karena kedua agama ini memercayai Nabi Isa dan ajarannya”
Saat ini, Arif aktif di Pusat Rehabilitasi Krepost Dagestan dan beberapa tahun lalu pernah mendapat kesempatan untuk program pertukaran pelajar ke Indonesia untuk program S2 di UIN Malik Ibrahim, Malang.
Gambaran lekatnya kekerabatan di Rusia juga digambarkan dengan sedang berlangsungnya pembangunan masjid terbesar di Eropa yang diberi nama Dhukofni Center atau pusat spiritual Nabi Isa karena donator untuk pembangunan masjid ini tidak hanya dari kalangan muslim saja, tapi juga non-muslim.
“Agama islam di Rusia sudah ada jauh sebelum keberadaan islam di Indonesia, banyak tradisi islam di Indonesia yang tidak berbeda jauh dengan Indonesia karena Rusia juga menjalankan keislaman dengan tidak menghilangkan tradisi yang dipelajari dari nenek moyangnya” tutur Marwan menutup diskusi pada webinar tersebut.
0 Comments